Oleh : Dayendra Sasri
Didalam menjalani
kehidupan sebuah karakter sangat dibutuhkan, ada beberapa hal didalam hidup ini
yang mana hanya tinggal karakter yang kita miliki dan kita dapat bergantung
pada karakter tersebut. Karakter yang baik adalah sebuah jaminan yang terbaik
bagi kehidupan kita.
Karakter adalah potret
dalam diri sendiri yang sesungguhnya. Setiap orang memiliki karakter dan itu
bisa menggambarkan identitas diri seseorang yang mana orang tersebut baik atau
buruk, karakter juga sesuatu hal yang kita lakukan ketika tidak ada yang
memperhatikan kita.
Karakter dan perilaku
sebenarnya sangat berhubungan tetapi keduanya tidaklah sama. Dimana karakter
adalah kumpulan perilaku kita yang tampil di depan umum maupun di saat kita
sendiri sedangkan perilaku adalah apa yang kita lakukan. Jika kedua hal
tersebut dirangkai secara konsisten di dalam kehidupan kita. Maka pola perilaku
yang berulang-ulang apakah itu baik ataupun buruk akan membentuk dan
bisa memperkuat sebuah karakter.
bisa memperkuat sebuah karakter.
Setiap manusia
dilahirkan dengan karakter masing-masing. Karakter tersebut bisa terbentuk
sejak didalam kandungan dan berkembang seiring dengan tumbuh kembangnya
seseorang. Didalam membangun sebuah karakter agar menjadi lebih baik sebenarnya
tidaklah sulit namun juga tidaklah mudah.
Terkadang di dalam
proses mencari sebuah jati diri, seseorang akan mengingkari kepribadiannya. Hal
ini disebabkan karena seseorang tersebut merasa bahwa dirinya tidak lebih baik
dari orang lain. Untuk itulah seseorang perlu untuk belajar memaafkan diri
sendiri. Dengan memaafkan diri sendiri, seseorang berangsur-angsur akan
menerima bahwa dirinya adalah pribadi yang luar biasa.
Kemudian banyak orang
beranggapan bahwa lebih baik menyelesaikan segala sesuatu sendiri daripada
bergantung dengan orang lain. Masih beranggapan bahwa orang lain tidak akan
mengerti, ternyata anggapan yang demikian salah. Cobalah untuk membuka diri,
pada awalnya langkah ini akan terasa sulit. Tetapi perlu disadari adalah dengan
membuka diri seseorang akan mengenal berbagai macam karakter diri dari orang
lain. Dalam keadaan ini diperlukan untuk membentuk sebuah karakter diri. Bahkan
jika spesifik lagi, bukalah pikiran untuk hal-hal baru yang membuat kita
menjadi lebih baik, bukalah pikiran untuk ilmu atau sebuah pengetahuan yang
sebelumnya tidak kita pahami. Maka pengetahuan tersebut yang mengarahkan kita menjadi sebuah pribadi yang lebih baik yang
penuh ketenangan dan kedamaian.
Banyak orang yang
berdiam diri dengan berbagai alasan, padahal alasan tersebut digunakan hanya
untuk bermalas-malasan. Menantang diri sendiri adalah sebuah kewajiban yang
perlu dilakukan. Kita bisa mengambil berbagai macam resiko positif seperti
mengambil pekerjaan yang menantang. Dimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan
hobi dan didalam mengambil tantangan ini, kita sesungguhnya telah belajar
berkomitmen.
Didalam menemukan
sebuah karakter, memaafkan diri sendiri. Sebenarnya memaafkan adalah hal yang
sangat sulit di dalam hidup, namun bukan berarti seseorang tidak bisa memaafkan
kesalahan orang lain. Perlu diketahui bahwa memaafkan bukan berarti kalah dari
orang lain. Memaafkan adalah salah satu bentuk seseorang melepaskan sakit di
dalam hati. Dengan memaafkan maka hati akan terasa lebih ringan dan tenang dan
yang lebih penting adalah maafkan diri sendiri kita akan lebih mudah melakukan
intropeksi diri, dengan ini kita juga akan menjadi lebih mudah memahami
kepribadian diri kita sendiri.
Untuk mengukur seberapa
jauh penguasaan diri, kita harus mencoba menantang diri sendiri, hal ini bukan
untuk menyombongkan diri namun untuk mengukur seberapa jauh penguasan diri
kita. Didalam keberanian, kita akan belajar untuk berani menerima kekalahan
agar kita bisa menghargai makna sebuah kemenangan. Mencoba berani tujuannya
untuk mempunyai konsistensi, konsistensi dan keyakinan. Keyakinan bahwa kita
sudah bisa menjadi lebih baik kemudian bahwa kita bisa memiliki karakter yang
akan menarik datangnya sebuah kesuksesan didalam hidup.
Proses pembentukan
karakter termasuk juga menjadi seorang pemimpin, dimana menjadi pemimpin berarti
melatih diri untuk lebih bersabar, berkomitmen dan berempati. Pemimpin adalah
mereka yang bisa memahami diri sendiri.
Untuk membentuk
karakter yang kokoh, kita tidak hanya dibekali oleh kecerdasan intelektual dan
kecerdasan emosional. Tetapi ada penyengga yang bahkan mengalahkan eksistensi
intelektual dan kecerdasan emosional. Penyangga itu adalah kecerdasan spritual
yang mana menjadikan Tuhan sebagai sumber nilai-nilai kebenaran yang hakiki
dalam mewujudkan terbentuknya karakter dan pribadi manusia yang kokoh dan tak
tergoyahkan.
Ingat, manusia tanpa
karakter ibarat bunga layu yang tak berona, manusia tanpa karakter bagai kerbau
yang ditindik hidungnya, manusia tanpa karakter seperti layang-layang tanpa
benang dan manusia tanpa karakter itu tidak ada artinya.
Wassalam...
No comments:
Post a Comment